Lukisan di Kamar Nomor 7 – Reno adalah seorang fotografer yang sering bepergian. Suatu malam, ia menginap di sebuah penginapan tua di daerah pegunungan. Penginapan itu tampak sepi, hanya ada resepsionis tua yang berbicara dengan suara serak.
“Kamar nomor tujuh masih kosong, tapi jarang dipakai,” katanya singkat sambil menyerahkan kunci.
Reno tak peduli. Ia hanya butuh tempat tidur setelah seharian memotret di hutan. Namun, saat membuka pintu kamar, ia langsung memperhatikan satu hal aneh — lukisan wanita berpakaian putih tergantung di atas tempat tidur. Wajahnya tampak begitu nyata, seolah sedang menatap balik.
Suara dari Lukisan
Malamnya, Reno terbangun oleh suara ketukan lembut di dinding. Ketika menyalakan lampu, tak ada siapa pun. Ia menatap lukisan itu dan merasa posisi mata wanita di dalamnya sedikit berbeda dari sebelumnya.
“Aku pasti lelah,” pikirnya sambil mematikan lampu.
Namun, tak lama kemudian, terdengar bisikan pelan dari arah lukisan:
“Kembalikan fotoku…”
Reno bangkit dengan jantung berdegup kencang. Ia menatap lukisan itu lebih lama, dan kali ini mata wanita di dalamnya benar-benar bergerak. Pupilnya mengikuti gerakan Reno ke mana pun ia melangkah.
Rahasia Tersembunyi
Pagi hari, Reno menceritakan kejadian itu kepada pemilik penginapan. Wajah si kakek langsung pucat.
“Kau sebaiknya tidak memotret apa pun di kamar itu,” katanya pelan. “Dulu ada tamu wanita yang tinggal di sana. Ia pelukis. Suatu malam dia bunuh diri di depan kanvasnya. Lukisan terakhirnya adalah dirinya sendiri.”
Reno merasa bulu kuduknya berdiri. Ia teringat bahwa sebelum tidur, ia sempat mengambil foto lukisan itu dengan kameranya — hanya untuk koleksi pribadi. Saat memeriksa kameranya, foto tersebut menghilang sendiri, tergantikan gambar wanita yang sama, namun kini dengan mata terbuka lebar dan darah di bibirnya.
Teror Malam Kedua
Malam berikutnya, suasana semakin aneh. Suara langkah kaki terdengar di lorong, lalu berhenti tepat di depan pintu kamarnya. Ketukan terdengar pelan, lalu suara lembut berkata dari luar,
“Kau mengambil jiwaku di foto itu…”
Lampu kamar berkedip, dan dari lukisan mulai menetes cairan merah seperti darah. Reno mundur ketakutan. Perlahan, wanita dari dalam lukisan keluar menembus kanvas, wajahnya pucat dan matanya kosong. Tangannya terulur ke arah Reno sambil berbisik lirih,
“Aku ingin kembali ke gambar…”
Keesokan paginya, kamar nomor tujuh ditemukan kosong. Lukisan di dinding tampak berbeda — kini menampilkan dua orang: wanita bergaun putih dan pria yang wajahnya mirip Reno.
Sejak hari itu, kamar nomor tujuh dikunci selamanya. Tapi kadang, tamu yang lewat masih mendengar suara kamera yang berbunyi di dalam.