Bayangan di Balik Cermin – Rina baru saja pindah ke rumah peninggalan neneknya di pinggiran kota kecil. Rumah itu sudah lama kosong, berdiri di antara pepohonan besar dan halaman yang mulai dipenuhi lumut. Meski tampak tua, Rina merasa nyaman — sampai malam pertama tiba.
Di kamar utamanya terdapat cermin besar berbingkai kayu gelap, berdiri tegak di sudut ruangan. Rina sempat berniat menyingkirkannya, tapi karena terlalu berat, ia membiarkannya tetap di sana. Saat beranjak tidur, ia melihat pantulan bayangan samar di permukaan cermin. Ia mengira itu hanya bayangan lampu. Namun, ketika lampu dimatikan, bayangan itu masih ada.
Suara dari Dalam Cermin
Sekitar tengah malam, Rina terbangun karena mendengar suara lirih seperti bisikan dari arah cermin. Ia membuka mata, dan dari pantulan cermin, tampak dirinya berdiri — tapi bukan dia yang sebenarnya. Sosok dalam pantulan itu menatap balik dengan senyum perlahan merekah, sementara tubuh Rina masih berbaring di tempat tidur.
Rina menyalakan lampu dengan panik, dan bayangan itu langsung hilang. Nafasnya memburu. Ia mencoba menenangkan diri dengan berpikir itu hanya mimpi, tapi jantungnya masih berdegup keras.
Keesokan paginya, ia mendapati bekas cap tangan basah di permukaan cermin — seolah seseorang menempelkan tangannya dari dalam.
Teror yang Semakin Nyata
Malam berikutnya, Rina menutupi cermin itu dengan kain putih tebal. Namun, suara ketukan dari balik kain terdengar setiap kali ia hendak tertidur. Ketukan itu pelan di awal, lalu berubah menjadi hentakan keras seperti seseorang mencoba keluar.
Ketika akhirnya ia memberanikan diri membuka kain penutup, ia menjerit. Di balik pantulan, tampak sosok perempuan dengan mata hitam kosong dan rambut panjang menutupi wajahnya. Mulutnya terbuka lebar, dan dari balik cermin terdengar suara berbisik,
“Aku sudah menunggu lama…”
Lampu kamar padam seketika. Udara berubah dingin, dan Rina merasa ada sesuatu menyentuh bahunya. Ia berlari keluar kamar sambil menyalakan semua lampu di rumah.
Rahasia di Balik Cermin
Keesokan harinya, Rina memanggil tetangga tua yang dulu mengenal neneknya. Wanita itu menatap cermin itu dengan wajah pucat.
“Cermin itu milik kakak nenekmu. Dia meninggal di depan cermin itu… dan katanya, arwahnya tak pernah pergi.”
Rina memutuskan untuk memecahkan cermin itu sore itu juga. Namun, ketika palu diayunkan, pantulan dirinya di dalam cermin tersenyum lebih dulu. Suara retakan bergema di seluruh ruangan, lalu kaca pecah menjadi serpihan kecil — tapi dari dalamnya terdengar tawa perempuan menggema panjang.
Sejak malam itu, Rina tak pernah terlihat lagi di rumah itu.
Namun, penduduk sekitar bersumpah kadang melihat bayangan seorang wanita berdiri di balik jendela, menatap mereka dengan senyum yang sama seperti di cermin itu.