Bayangan di Lorong Rumah Sakit

0 0
Read Time:3 Minute, 37 Second

Bayangan di Lorong Rumah Sakit – Malam itu, Laras, seorang perawat muda, mendapat shift malam di sebuah rumah sakit tua di pinggiran kota. Rumah sakit itu memiliki reputasi angker karena pernah menjadi tempat penampungan korban perang puluhan tahun silam. Banyak cerita beredar tentang suara tangisan, langkah kaki misterius, hingga penampakan yang menghantui lorong-lorong sepi.

Laras awalnya tidak terlalu percaya dengan cerita-cerita tersebut. Namun, malam itu terasa berbeda. Sejak memasuki gedung, hawa dingin langsung menyelimuti tubuhnya, dan bau anyir samar tercium di udara.


1. Malam yang Sepi

Jam menunjukkan pukul 23.45 ketika Laras mulai melakukan pengecekan rutin. Lorong rumah sakit sunyi, hanya terdengar suara mesin infus dan detak jam dinding.

Saat berjalan melewati ruang perawatan lantai dua, ia merasa seperti ada yang mengikutinya dari belakang. Laras menoleh, tetapi lorong itu kosong. Ia mencoba menenangkan diri dan berkata dalam hati, “Hanya perasaanku saja.”

Namun, tiba-tiba lampu lorong berkedip-kedip sebelum padam sepenuhnya. Dalam kegelapan, Laras mendengar suara langkah kaki yang lambat namun berat, mendekat dari ujung lorong. Suara itu berhenti tepat di belakangnya.

“Halo…? Ada orang di sana?” panggil Laras dengan suara bergetar.
Tidak ada jawaban, hanya keheningan yang membuat bulu kuduknya berdiri.


2. Pasien yang Menghilang

Saat lampu kembali menyala, Laras melihat sebuah ranjang pasien kosong di dalam kamar yang seharusnya terisi. Pasien bernama Pak Rudi, yang kondisinya lemah, tidak mungkin bisa turun sendiri.

Laras memeriksa ruangan lain, tetapi pasien itu benar-benar hilang. Ketika kembali ke kamar tersebut, ia menemukan bekas noda darah yang membentuk jejak menuju lorong gelap di belakang rumah sakit.

Jejak itu berhenti di depan ruang operasi lama yang sudah tidak digunakan sejak bertahun-tahun. Ruangan itu terkenal angker dan selalu terkunci. Namun malam itu, pintunya sedikit terbuka.


3. Ruang Operasi Lama

Dengan napas tercekat, Laras mendorong pintu ruangan itu. Bau anyir langsung menyengat hidungnya. Di dalamnya, peralatan operasi tua berdebu, dan di sudut ruangan tergantung lampu operasi yang bergoyang pelan seolah ada yang baru saja menyentuhnya.

Di meja operasi, Laras melihat sesuatu yang membuatnya hampir berteriak: boneka tua berlumuran darah tergeletak di sana, dengan mata terbuat dari manik-manik hitam yang tampak hidup.

Tiba-tiba, pintu di belakangnya tertutup keras. Laras berbalik dan melihat bayangan besar bergerak cepat di dinding. Ia berlari ke pintu, tetapi pintu itu terkunci rapat. Dari sudut ruangan, terdengar suara lirih seperti bisikan:

“Kau tidak seharusnya ada di sini…”


4. Bayangan yang Menyerang

Lampu padam, meninggalkan ruangan dalam kegelapan total. Laras meraba-raba mencari jalan keluar, namun kemudian merasakan hembusan napas dingin di tengkuknya. Saat kilat menyambar dari jendela, ia melihat sosok hitam tanpa wajah berdiri tepat di depannya.

Sosok itu bergerak cepat, dan tangan panjangnya mencoba meraih Laras. Dalam kepanikan, Laras memukulnya dengan alat operasi yang tergeletak, lalu merangkak menuju pintu samping ruangan.

Saat berhasil keluar, ia mendengar suara jeritan menggema, bercampur dengan tawa yang sangat menyeramkan. Tangannya gemetar saat mencoba menutup pintu, tetapi suara tawa itu terus mengikuti dari dalam ruangan.


5. Rahasia Rumah Sakit

Keesokan paginya, Laras menceritakan semuanya kepada kepala perawat. Wanita tua itu tampak pucat dan berkata dengan suara bergetar:

“Ruang operasi itu seharusnya tidak pernah dibuka. Puluhan tahun lalu, seorang dokter gila melakukan operasi ilegal di sana. Banyak pasien yang menghilang, termasuk seorang pria bernama Rudi.”

Laras terdiam. Nama itu sama dengan pasien yang hilang malam sebelumnya.

Saat mereka memeriksa ruangan tersebut bersama-sama, ruangan itu kosong, tidak ada boneka, tidak ada noda darah, seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Namun, di lantai ruangan, Laras menemukan gelang pasien bertuliskan nama Rudi, masih basah oleh darah segar.


6. Penampakan di Lorong

Malam berikutnya, Laras memutuskan untuk tidak mengambil shift malam. Namun saat ia meninggalkan rumah sakit, ia menoleh ke arah lorong yang mengarah ke ruang operasi.

Di ujung lorong, tampak sosok Pak Rudi berdiri, menatapnya dengan mata kosong. Perlahan, sosok itu tersenyum lebar sebelum menghilang dalam kegelapan, meninggalkan suara tawa yang menggema di telinga Laras.

Sejak malam itu, Laras bersumpah tidak akan pernah kembali bekerja di rumah sakit tersebut.


Kesimpulan

Cerita ini mengingatkan kita bahwa beberapa tempat memiliki sejarah kelam yang tidak boleh diganggu. Rumah sakit tua dengan masa lalu yang penuh tragedi sering kali menyimpan energi negatif yang tak bisa dijelaskan dengan logika.

Jika Anda bekerja di tempat seperti itu, waspadalah terhadap bayangan di lorong, karena mungkin saja yang berdiri di sana bukan manusia.

“Beberapa pasien tidak pernah keluar… tetapi mereka juga tidak pernah benar-benar pergi.”

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %